Hasil identifikasi di 2 lokasi
penelitian tempat berkubangnya kerbau lumpur yakni; pantai Hodo dan Mada Oi Rao
mengindikasikan bahwa, kerbau di Padang sabana Doro Ncanga kawasan Tambora akan
turun kembali menuju kubangan di Mata air Rao (Mada Oi Rao), begitu juga
sebaliknya di pantai Hoda. Pada sore hari kerbau-kerbau akan naik kembali ke
lereng gunung, bukit di sekitar kawasan Tambora, disanalah tempat hijauan dan
pohon-pohon yang masih hijau, akan tetapi
kerbau tersebut akan jalan lebih kurang sekitar 7 - 8 km begitu juga
sebaliknya.
Dari hasil survei
lapangan bahwa di Padang sabana Doro Ncanga sebagian lahan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk dijadikan areal pertanian dan tanaman perkebunan, sehingga
kerbau sebagian hidup sesuai dengan habitatnya terutama pada areal pinggir pantai
Hodo.
Proses aktivitas
berkubang dapat diamati dengan mencatat aktivitas berkubang (kali/hari)
masing-masing kerbau lumpur di pantai Hodo dan Mada Oi Rao lalu dilakukan pula
pencatatan durasi lama waktu berkubang dari masing-masing ternak kerbau yang
ada di Doro Ncanga kawasan Tambora.
Gambar: Proses Aktivitas Kerbau
Lumpur Doro Ncanga di Kubangan Pantai Hodo
Hasil survei penelitian ini tanggal 16 Juli
sampai dengan tanggal 20 Agustus 2015, menggambarkan bahwa ternak kerbau mulai
berkubang pada pagi jam 10:00 wita dan naik pada sore hari sekitar jam 04:00
wita, dan turun kembali ke Padang sabana Doro Ncanga jam 07:00 wita atau jam 08:00 wita. Kerbau-kerbau akan turun kembali merumput di bawah areal
Padang sabana Doro Ncanga, selesai merumput kerbau masuk
ke kubangan pantai Hodo sampai jam 03:00 - 04:02 wita. Selesai berkubang
kerbau akan berjalan potong di pinggir jalan raya, sehingga tidak jauh dari
lereng gunung kawasan Tambora. Inilah aktivitas yang dilakukan kerbau selama
ada dalam kubanganya. Kemudian kerbau
akan keluar sebentar kekubangan dan masuk kembali, tujuan kerbau tersebut untuk merumput dan menjemur badanya
di bawah pohon bidara (pohon Rangga), semak-semak atau belukar bahasa Bimanya -
Dompunya pohon Golkar atau pohon Taride dan bahasa Sumbawanya adalah kayu
Pki, pohon Sarigi, pohon Kore, yang
tumbuh di pinggir pantai Hodo.
Aktivitas
berkubang yang dilakukan ternak kerbau biasa disebabkan beberapa hal,
seperti suhu udara yang terlalu tinggi, suhu tubuh ternak yang terlalu tinggi,
jenis kelamin, umur ternak dan faktor genetik. Disini tanpak bahwa kerbau anak
jantan lebih sering melakukan aktivitas berkubang bila dibandingkan kerbau
lainnya. Frekuensi berkubang di masing-masing dua tempat, pantai Hodo dan Mata
air Rao. Kedua kubangan memiliki rata-rata yang sama disetiap individu kerbau,
yaitu sebesar 1 kali/hari. Sedangkan rataan waktu lama berkubang 5 jam - 6 jam.
Berkubang tertinggi terjadi pada kerbau anak jantan dan yang terendah pada
kerbau betina muda, sehingga untuk menyelesaikan suhu tubuh dengan
lingkungannya, kerbau anak jantan harus lebih lama berada dalam kubangan. Dari
hasil survei penelitian di dua kubangan pantai Hodo dan Mata air Rao Doro
Ncanga Kawasan Tambora Kabupaten Dompu menunjukkan bahwa lama waktu berkubang tertinggi terjadi pada kerbau anak
jantan dan kerbau betina dara, sebesa 8 ekor kerbau, 3 ekor kerbau anak jantan
dan 5 ekor kerbau betina dara. Sedangkan lama berkubang terjadi pada kerbau
betina anakkan yaitu sebesar 6 jam ini disebabkan karena kerbau anak jantan
memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan kerbau anak betina.
Sehingga kerbau anak jantan lebih sering berkubang untuk menyeimbangkan suhu tubuhnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan http bahwa Kerbau senang berkubang. Co.id
(2012) yang menyatakan berkubang merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh
kerbau, terutama kerbau lumpur. Dimana pada saat berkubang kerbau mendinginkan
suhu tubuh mereka yang panas menjadi dingin atau seimbang.
Waktu berkubang kerbau di 2 (dua) lokasi kubangan di
areal Padang sabana Doro Ncanga Kabupaten Dompu terlihat bahwa rataan
waktu berkubang tertinggi dari dua
lokasi diperoleh dari kerbau dara jantan sebesar 5 - 6 jam, terendah pada
kerbau dara betina yaitu sebesar 4-5. Hal ini menunjukkan bahwa kerbau dara
jantan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkubang. Frekuensi kerbau
berkubang di antara 2 (dua) lokasi di mada oi Rao dan pantai Hodo di atas yang
paling tinggi yaitu 5 jam. Sedangkan lama waktu yang paling rendah berada pada
pantai Hodo. Hal ini disebabkan oleh suhu di lebih rendah 25-27 derajad
Celsius.
Lama
kerbau berkubang di antara dua lokasi kubangan di atas yang paling tinggi ada
di pantai Hodo 5 - 6 jam sedangkan waktu yang paling rendah berada di mada oi
Rao yaitu 3-4 jam. Hal ini juga disebabkan karena suhu di lokasi Mada oi Rao
lebih tinggi yaitu 27-290c dan 27-300c. dimana karena
suhu lebih rendah kerbau bisa beberapa kali berkubang karena suhu tubuhnya
cepat turun sedangkan di pantai Hodo yang suhunya lebih tinggi hanya sekali
berkubang karena membutuhkan waktu yang lama untuk mendinginkan suhu tubuhnya
sehingga hanya sekali saja berkubang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar